Sejarah Singkat Bulan Rajab, Bulan Istimewa Dengan Sinar Bulan Yang Terang
JAKARTA - Bulan Rajab merupakan salah satu dari keempat bulan Asyhurul haram yang dimuliakan oleh Allah SWT. Keempat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT yakni Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Tahukah kalian bagaimana sejarah bulan Rajab? Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (22/2/2022), Sebelum Islam datang, orang-orang Arab Jahiliyyah telah mengagungkan dan memuliakan bulan-bulan haram ini dengan mengharamkan peperangan padanya. (Tafsir Al-Basith: 10/378 dan 10/388, Tafsir Ibnu Katsir, 4/86) Bulan Rajab adalah bulan haram. Ia termasuk dalam empat bulan haram yang disebutkan oleh Allah swt dalam Alquran surat At-Taubah ayat 36. Allah swt berfirman: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu…†(At-Taubah: 36). Rasulullah saw menjelaskan empat bulan haram dalam ayat di atas adalah tiga bulan berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan satu bulan terpisah yaitu Rajab. Dari Abu Bakrah bin Nufai’ bin Al-Harits radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi saw bersabda ketika haji Wada’: “Sesungguhnya zaman telah beredar sebagaimana yang ditentukan sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun terdapat dua belas bulan. Darinya terdapat empat bulan haram yaitu tiga bulan berurutan: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, dan (satu terpisah) Rajab Mudhar yang berada di antara Jumada (Akhirah) dan Sya’ban.†(Muttafaq ‘alaih). Allah swt telah menjadikan bulan Rajab sebagai salah satu dari empat bulan haram, sebagaimana disebutkan dalam Al-quran dan dijelaskan oleh hadits Nabi tersebut di atas. Allah telah menentukan segala sesuatunya dengan tepat, baik waktu ataupun perubahan masa depan, semua telah ditetapkannya dengan baik. Apa kalian kira Allah menciptakan segala sesuatunya tanpa maksud? tentu tidak. Semua ada maksud, dan semua tertulis dalam kitab yang dijaganya, Lauh Mahfuz. Baca apa yang mudah darinya, Al-quran tertulis jelas dengan bahasa Arab. (riki/fjr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: